Dari zaman ke zaman dapat terlihat perubahan
dalam suatu sistem sosial yang terdapat di masyarakat akibat dari rasa ingin
tahu manusia yang besar. Diawali dari rasa ingin tahu itulah, manusia selalu
mengeksplor apa yang ada di sekitarnya, baik itu yang baik atau bahkan yang
buruk, kemudian ingin menyampaikan hasil pengeksplorasiannya selama ini kepada
orang lain. Bertahap dari komunikasi yang tadinya hanya bersifat personal,
kemudian dapat berkembang menjadi proses penyampaian pesan yang bersifat masal,
sehingga informasinya menjadi lebih luas jangkauannya serta dapat merubah suatu
pola kehidupan masyarakat yang lebih luas lagi. Dewasa ini bersosialisasi dapat
dilakukan dengan jaringan internet yang cukup mudah untuk mengaksesnya dan
memberikan segala kemudahan berbagi informasi antara satu dengan yang lain dan
terlebih dengan adanya ponsel pintar yang sedang marak belakangan ini, semakin
mempermudah untuk mengakses internet dan saling berbagi melalui new media salah
satunya yaitu media sosial yang ada.
Tentu kehadiran media sosial ini dapat membantu manusia untuk saling berbagi
dan saling berkomunikasi, menyebarkan hal menjadi lebih mudah. Namun apakah
kehadiran media sosial itu juga mempunyai dampak dalam kehidupan bersosial dan
apakah dampaknya bila terlalu ketergantungan akan media sosial.
Apa
yang membuat para mahasiswa ini begitu gandrung dengan media
jejaring sosial? Salah satu teori yang bisa digunakan untuk mengkaji fenomena
tersebut adalah teori Uses and Gratification, yaitu teori
komunikasi yang menyatakan bahwa manusia secara aktif mencari media tertentu
dan konten tertentu untuk menghasilkan kepuasan tertentu (West & Turner
dalam Alvina 2010). Berada dalam komunitas jejaring sosial membuat penggunanya
merasa senang dan senantiasa ingin membuka situs-situs jejaring sosial
tersebut.
Sejak kemunculan jejaring sosial dan media tersebut
mulai populer di kalangan mahasiswa, mereka lebih sering menggunakan jejaring
sosial yang ada untuk berkomunikasi dengan teman-temannya. Peran sms
(short message service) yang dulu menjadi alat praktis dan murah untuk
berkomunikasi kini mulai bergeser ke media jejaring sosial. Contohnya, meskipun
kita memiliki nomor handphone teman kita, kita lebih sering
memulai percakapan dengan teman kita melalui akun jejaring sosial. Bahkan
muncul anggapan bahwa mahasiswa yang tidak memiliki jejaring sosial adalah
orang yang ketinggalan zaman. Semua informasi dibagikan di dunia maya, mulai
dari hal-hal yang tidak penting (menceritakan kegiatan sehari-hari, curhat),
sampai sesuatu yang penting (pemberitahuan acara-acara tertentu). Jejaring
sosial layaknya gaya hidup bagi mereka. Bila sehari saja tidak membuka jejaring
tersebut, rasanya ada yang kurang lengkap.
Dua situs jejaring sosial yang paling populer di
kalangan mahasiswa adalah Facebook, Twitter dan Instagram. Selain
situs jejaring sosial tersebut, Blog juga cukup populer.
Sumber :